Langsung ke konten utama

Penglihatan ku tak sempurna

Halo... Perkenalkan namaku adalah Fitra Haryanto berusia 15 tahun... Di usia ku sekarang, Aku masih duduk di bangku SMP kelas 9... Ya! Tahun ini adalah tahun terakhir Aku duduk di bangku SMP menuju SMA.

Ada perbedaan yang cukup membuatku berbeda dengan anak lainnya. Aku hanya mempunyai satu mata yang dapat berfungsi dengan baik. Sebenarnya, Aku dilahirkan normal oleh kedua orang tua ku.

Tapi, semenjak kejadian itu, Aku kehilangan penglihatan mata kiri ku akibat kelalaian teman ku... Permainan pistol dengan peluru plastik adalah penyebabnya. Teman ku bernama Wendy Gusnandar atau yang biasa disapa Wendy secara tidak sengaja menembakan pistol tersebut tepat di depan mata ku...

Loh kok bisa? Ya, itulah kenapa Aku tidak marah dan dendam terhadapnya. Karena sebenarnya Aku juga salah karena terlalu bergaya.

 Jadi, Aku melepaskan kotak peluru dari dalam pistol dan menyuruh Wendy untuk menembakan pistol tersebut ke mata ku. Berulang kali Wendy menolaknya, berulang kali pula Aku memaksanya dengan dalih tidak akan ada masalah karena paling hanya angin yang keluar dari pistol tersebut.

Namun ternyata, Dooooorrrrr!!! Aduuhhhhhh......! Aku berteriak kesakitan sambil memegangi mata kiri ku yang sudah berlumuran darah. Terdapat satu peluru menembus mata kiri ku.

Aku teledor karena ternyata sudah ada satu peluru yang terkokang di dalam pistol sebelum aku mengeluarkan kotak peluru tersebut. Kejadian itu terjadi saat Aku masih kelas 5 SD.

Semenjak saat itulah Aku kehilangan penglihatan ku yang sebelah kiri.

Apa Aku menyesal? Ya! Akan sangat munafik jika mengatakan Aku tidak menyesal. Rasa penyesalan itu sangat deras ku rasakan.

Hanya saja, Aku cukup beruntung karena hati ini mungkin bertambah kuat setiap harinya.

Sampai sekarang, Aku masih berteman dengan Wendy. Bahkan sudah sangat dekat dan layak untuk disebut sebagai sahabat. Kami bersekolah di sekolah yang sama dan kebetulan juga di kelas yang sama pula. Ya, tebakan Kamu benar. Aku dan Wendy duduk di bangku yang sama, bersebelahan. 

Banyak orang yang mengetahui kejadian itu berpendapat bahwa Aku hebat karena bisa tidak mempermasalahkan Wendy yang sudah membuat mata kiri ku buta.

Aku menanggapinya biasa saja karena seperti yang sudah ku ceritakan, itu adalah "Kesalahanku"...

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Jenis-jenis Obat Pilek untuk Bayi

Ada banyak sekali orangtua biasanya cari obat pilek yang aman untuk bayinya. Pilek merupakan penyakit yang memang paling sering menjangkit manusia, tak peduli usianya berapa. Ya, tidak terkecuali untuk bayi kecil kita. Oleh karena itulah, kita harus pintar-pintar dalam memilih obat agar tidak mengalami efek samping yang bakal membuat kita menyesal di kemudian hari. Adapun untuk berdasarkan penelitian, anak-anak bakal menderita sakit pilek 10 kali lebih sering dan bahkan lebih menyakitkan jika dibandingkan dengan orang dewasa. Hal ini karena mereka belum memiliki daya tahan tubuh yang baik dan sempurna. Sistem tubuh untuk bayi dan orang dewasa seperti diketahui tidaklah sama. Apalagi untuk mereka yang masih baru lahir beberapa bulan, pasti sistem imun dalam tubuhnya belum berkembang. Jenis-jenis Obat Pilek untuk Bayi Kali ini, kami akan memberikan informasi mengenai beberapa jenis obat pilek untuk bayi. Simak ya sampai habis! 1. Air Pemberian air atau cairan ke dalam tubu

Kesempatan Ketiga

Kisah ini adalah sebuah cerita yang terjadi Kisah ini adalah sebuah cerita yang terjadi 15 tahun lalu. Dimana terdapat orang paling bodoh dan sekaligus paling beruntung di dunia. Ya! Itulah Aku yang selama ini masih selalu bersyukur karena masih diberikan "kesempatan ketiga". Dulu.... Awalnya berasal dari keegoisan ku yang selalu tinggi melampaui segalanya.  Kalau sudah menginginkan sesuatu, tidak bisa ditolak. Waktu itu, Aku masih berada di bangku kuliah. Masih sangat labil dan tak bisa mengontrol perasaan. Dia, yang sudah memberikan kesempatan ketiga. Saat ini sudah menjadi istri sah ku dan telah dikaruniai 3 orang anak. Kebetulan, saat dulu kami berpacaran, rumah kami tidak begitu jauh. Hmmm... Apakah bisa dibilang tetanggaan? Tidak juga! Jika mengendarai sepeda motor, butuh waktu sekitar 5 menit dengan kecepatan rata-rata 40km/jam. Dia bekerja sebagai kasir di salah satu swalayan di kota Bandung. Setiap pagi, Aku selalu mengantarkannya sebelum berangkat ke k