Langsung ke konten utama

Kesempatan Ketiga

Kisah ini adalah sebuah cerita yang terjadi Kisah ini adalah sebuah cerita yang terjadi 15 tahun lalu. Dimana terdapat orang paling bodoh dan sekaligus paling beruntung di dunia.

Ya! Itulah Aku yang selama ini masih selalu bersyukur karena masih diberikan "kesempatan ketiga".

Dulu.... Awalnya berasal dari keegoisan ku yang selalu tinggi melampaui segalanya.  Kalau sudah menginginkan sesuatu, tidak bisa ditolak.

Waktu itu, Aku masih berada di bangku kuliah. Masih sangat labil dan tak bisa mengontrol perasaan.

Dia, yang sudah memberikan kesempatan ketiga. Saat ini sudah menjadi istri sah ku dan telah dikaruniai 3 orang anak.

Kebetulan, saat dulu kami berpacaran, rumah kami tidak begitu jauh. Hmmm... Apakah bisa dibilang tetanggaan? Tidak juga!

Jika mengendarai sepeda motor, butuh waktu sekitar 5 menit dengan kecepatan rata-rata 40km/jam.

Dia bekerja sebagai kasir di salah satu swalayan di kota Bandung. Setiap pagi, Aku selalu mengantarkannya sebelum berangkat ke kampus. Sore harinya, Aku juga yang menjemputnya.

Sesekali, Dia berangkat dan pulang kerja sendiri naik angkutan umum jika Aku berhalangan.

Dia orangnya sangat baik sekali dan sangat jarang mengeluh. Bahkan, terkadang aku minder terhadapnya karena ketangguhannya sebagai seorang wanita.

Jika ada yang bertanya tentang apa yang membuat ku semangat kuliah. Ya karena "Dia" yang tak perlu Aku sebutkan namanya.

#Kesempatan Pertama

Seperti biasa di pagi hari, Aku bangun pukul 6 dan bersiap untuk mengantarkan Dia serta langsung berangkat ke kampus karena ada Kuliah pagi.

Tak lupa ku panaskan Jeki, motor butut kesayangan yang telah menemani masa indah SMA ku dulu. Jeki ini motor hasil kredit orang tua ku yang sudah lunas.

Mungkin perlu sedikit berkenalan dengan Bapak dan Ibu ku ya. Bapak orangnya sangat keras tapi penyayang. Loh gimana itu maksudnya?

Ya Bapak begitu, sifatnya keras kalau sudah berurusan dengan aturan. Apalagi kalau soal jam pulang, wah ribet sekali deh.

Tapi Bapak melakukan itu ya karena sangat menyayangi anaknya. Apalagi anaknya tampan seperti Aku ini, hehe.

Pernah suatu ketika, pada malam minggu, Aku nongkrong sama teman-temanku. Tidak terasa, waktu terus berjalan dan ternyata jam sudah menunjukkan pukul 01:00 dinihari.

Alangkah kagetnya Aku dan langsung bergegas pamitan pada teman-temanku. Wushhhhhh... Dengan kencangnya ku kebut Jeki, karena sudah dinihari, jalanan lengang tak ada satupun motor ataupun mobil. Hanya sesekali bertemu dengan gerobak nasi goreng yang sedang pulang berjualan.

Sesampainya di rumah, benar saja. Bapak sudah menunggu di depan rumah.

Bapak teriak dengan kencangnya, "Dari mana saja kamu? Sudah mulai coba berbuat nakal?".

Aku gelagapan coba menjawab, "Maaf pak, Aku berkumpul sama teman di jembatan situ tuh. Karena keasikan ngobrol, Aku gak sadar kalau sudah jam 1 gini. Gak sadar aku".

Mungkin karena Bapak melihat Aku jujur dan memang baru satu kali ini Aku melakukannya. Akhirnya Aku diperbolehkan masuk kamar dan disudahi acara eksekusinya.

Tapi jangan salah loh, eksekusi tetap berlanjut dengan sikap sinis selama 1 minggu lebih oleh Bapak ku.

Lalu bagaimana dengan Ibu ku? Apakah sama galaknya dengan Bapak ku?

Tidak sama sekali. Ibu ku tidak pernah marah kepada ku. Orang yang selalu membela ku di saat Bapak marah.

Waktu kejadian nongkrong si jembatan itu pun Ibu ku lah yang sudah membujuk Bapak agar tidak marah lagi kepada ku.

Mungkin Ibu tahu kalau anaknya ini adalah anak yang baik hati dan tidak sombong, hehe..

Sebenarnya ada satu lagi anggota keluarga ku yang belum Aku perkenalkan. Tapi sepertinya nanti saja di waktu yang tepat.

Kenapa begitu? Ya begitu, hehe. Tunggu saja dan baca kisah ini sampai habis.

Balik lagi ke topik ya, sampai mana tadi ya? Oh ya, sampai panaskan sang motor bernama Jeki.

Aku pun langsung kebut si Jeki untuk bisa pergi ke rumah Dia dan mengantarkannya bekerja. Ini menjadi pekerjaan rutin sebagai seorang tukang ojek, eh bukan, kekasih maksudnya. Hanya saja agak mirip dengan tukang ojek.

Setelah mengantarkannya, Aku pun langsung pergi ke kampus karena seperti yang sudah Aku bilang tadi ada kuliah pagi.

Akhirnya, Aku sampai ke kampus dan bergegas masuk ke dalam kelas karena Aku lupa bilang kalau sebenarnya saat itu Aku lupa mengerjakan tugas.

Jadi, ya you know lah. Mengerjakan tugas sebelum jam kuliah dimulai menjadi hal biasa bagi mahasiswa keren kayak Aku gini.

Okay, pada akhirnya semua beres tanpa masalah apapun. Kuliah selesai dan Aku pun bergegas ke kantin karena merasa perlu mengisi tenaga. Saat itu masih jam 11 siang lewat dikit.

Jam 11 kok sudah lapar? Ya coba saja dibaca lagi ke atas, adakah membahas soal sarapan? Ya! Aku lupa sarapan karena saking buru-burunya.

Di kantin, ternyata ada Randi dan Jo yang terlihat sedang ngobrol ringan.

Aku yang sudah melihat mereka memilih untuk mengacuhkan mereka karena langsung fokus ke Mbak Mia. Siapa dia? Mbak Mia adalah penjual mie rebus yang paling enak di kampus.

Tapi aneh juga sih, padahal mie rebus ya tidak ada bedanya. Mie dengan merek yang sama, air yang sama, bumbu yang sama, namun entah kenapa anak-anak kampus sebut mie rebus Mbak Mia is the best.

Mungkin karena teknik masaknya ya. Ah tapi sudahlah, tidak usah dipikirin.

Setelah pesan satu mangkuk mie rebus, akhirnya Aku sapa Randi yang masih tak menyadari kehadiran cowok tampan seperti Aku ini.

Kemana Jo? Itulah hal pertama yang akan ku tanyakan pada Randi karena saat Aku menoleh ke belakang usai pesan mie rebus, Jo terlihat berlari meninggalkan kantin.

Setelah Aku tanya, ternyata Jo ada urusan mendadak. Katanya sih disuruh pulang, Randi juga yidak tahu betul kenapa.

Tapi ya sudah lah, yang ada dipikiran ku saat itu hanya mie rebus Mbak Mia yang belum juga datang.

Aku pun teriak, "Mbak Mia, cepat dong, lapar parah nih Aku".



Komentar

Postingan populer dari blog ini

Jenis-jenis Obat Pilek untuk Bayi

Ada banyak sekali orangtua biasanya cari obat pilek yang aman untuk bayinya. Pilek merupakan penyakit yang memang paling sering menjangkit manusia, tak peduli usianya berapa. Ya, tidak terkecuali untuk bayi kecil kita. Oleh karena itulah, kita harus pintar-pintar dalam memilih obat agar tidak mengalami efek samping yang bakal membuat kita menyesal di kemudian hari. Adapun untuk berdasarkan penelitian, anak-anak bakal menderita sakit pilek 10 kali lebih sering dan bahkan lebih menyakitkan jika dibandingkan dengan orang dewasa. Hal ini karena mereka belum memiliki daya tahan tubuh yang baik dan sempurna. Sistem tubuh untuk bayi dan orang dewasa seperti diketahui tidaklah sama. Apalagi untuk mereka yang masih baru lahir beberapa bulan, pasti sistem imun dalam tubuhnya belum berkembang. Jenis-jenis Obat Pilek untuk Bayi Kali ini, kami akan memberikan informasi mengenai beberapa jenis obat pilek untuk bayi. Simak ya sampai habis! 1. Air Pemberian air atau cairan ke dalam tubu

Penglihatan ku tak sempurna

Halo... Perkenalkan namaku adalah Fitra Haryanto berusia 15 tahun... Di usia ku sekarang, Aku masih duduk di bangku SMP kelas 9... Ya! Tahun ini adalah tahun terakhir Aku duduk di bangku SMP menuju SMA. Ada perbedaan yang cukup membuatku berbeda dengan anak lainnya. Aku hanya mempunyai satu mata yang dapat berfungsi dengan baik. Sebenarnya, Aku dilahirkan normal oleh kedua orang tua ku. Tapi, semenjak kejadian itu, Aku kehilangan penglihatan mata kiri ku akibat kelalaian teman ku... Permainan pistol dengan peluru plastik adalah penyebabnya. Teman ku bernama Wendy Gusnandar atau yang biasa disapa Wendy secara tidak sengaja menembakan pistol tersebut tepat di depan mata ku... Loh kok bisa? Ya, itulah kenapa Aku tidak marah dan dendam terhadapnya. Karena sebenarnya Aku juga salah karena terlalu bergaya.  Jadi, Aku melepaskan kotak peluru dari dalam pistol dan menyuruh Wendy untuk menembakan pistol tersebut ke mata ku. Berulang kali Wendy menolaknya, berulang kali pula Aku mema